Menurut Zeithaml
definisi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut :
Service quality is the extent of
discrepancy between customers expectations
or desires and their perception. (Zeithaml,
Parasuraman, dan Berry, 1990,
p.19)
Artinya kualitas layanan adalah kesenjangan/ketidaksesuaian
antara harapan atau keinginan konsumen dengan persepsi konsumen. Dengan kata lain
kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan dalam besarnya ukuran kesenjangan/ketidaksesuaian
antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi mereka.
Kualitas
layanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi konsumen dan
pelanggan sebagai penerima layanan atas layanan yang mereka terima, dengan
layanan yang mereka inginkan. Jika layanan yang diterima lebih dari yang
diharapkan, maka layanan tersebut dapat dikatakan berkualitas. Sedangkan apabila
layanan yang diterima sama dengan yang diharapkan, maka layanan tersebut memuaskan.
Sedangkan jika layanan kurang dari yang diharapkan, maka layanan tersebut tidak
berkualitas. Kesimpulannya, kualitas layanan dapat didefinisikan sebagai
seberapa jauh kesenjangan antara kenyataan dan harapan publik atas layanan yang
diterima/diperoleh. Dan baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung
pada penyedia pelayanan dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
Sistem
pelayanan publik yang baik akan menghasilkan kualitas pelayanan publik yang
baik pula. Suatu sistem yang baik akan menghasilkan suatu prosedur pelayanan
yang terstandar dan memberikan mekanisme kontrol di dalam dirinya (built in
control). Sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui.
Selain itu, sistem pelayanan juga harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini
berarti organisasi harus mampu merespons kebutuhan dan keingunan pelanggan
dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat.
Zeithaml, Berry, dan Parasuraman
mengembangkan 10 faktor utama yang menentukan kualitas kepuasan pelanggan[6], yaitu :
1. Tangibles : keadaan
fisik pemberi layanan, seperti fasilitas gedung, tata letak dan tampilan barang,
kenyamanan, peralatan dan perlengkapan modern.
2. Reliability : mencakup
dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja (performance) dan
kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan
harus memberikan pelayanannya secara tepat sejak saat pertama (right in
the firts time). Karena dengan demikian, perusahaan akan dilihat sebagai
perusahaan yang menepati janji dan berkomitmen kepada publiknya.
3. Responsiveness : pelayanan
yang baik harus disertai dengan tingkat keikutsertaan /keterlibatan dan daya
adaptasi yang tinggi. Contohnya membantu memecahkan masalah.
4. Competence : pelayanan
yang baik harus didasarkan kepada kecakapan/keterampilan yang tinggi.
5. Access : meliputi
mpemberian/penyediaan hal-hal, produk, fasilitas yang diinginkan dan mudah didapat oleh pelanggan.
6. Courtesy : pelayanan yang
baik harus disertai dengan sikap keramahan, kesopanan kepada publik yang
dilayani.
7. Communication : pelayanan
yang baik harus didasarkan kepada kemampuan berkomunikasi yang baik dengan
publik yang dilayani.
8. Credibility : pelayanan
yang baik harus dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepada publik yang dilayani.
9. Security : pelayanan
yang baik harus memberikan rasa aman kepada publik yang dilayani dengan cara membebaskan
publik dari segala risiko atau keragu-raguan pelanggan.
10. Understanding The
Customer : pelayanan yang baik harus didasarkan kepada kemampuan
menanggapi atau rasa pengertian kepada keinginan pihak yang dilayani.
Contoh instansi
yang berusaha mendekatkan kesenjangan harapan pelanggan dengan layanan yang
mereka berikan adalah Bank BCA. Bank BCA memiliki inovasi baru dengan tujuan
memberi kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi, yaitu setor dan tarik tunai di
satu mesin ATM Star. Melalui ATM Star nasabah dapat melakukan berbagai
transaksi seperti tarik tunai, setor tunai, transfer, pembayaran atau pembelian
tanpa perlu beranjak dari satu mesin ATM ke mesin ATM lainnya dan mengantri
lama.
BCA menyadari
bahwa efisiensi waktu merupakan kebutuhan utama tiap individu di era modern
seperti sekarang. Sehingga, inovasi yang dibuat BCA benar-benar menarik dan
memberi kenyamanan bagi nasabah. Kaitannya dengan faktor-faktor yang menentukan
kepuasan pelanggan tersebut ialah BCA berusaha memenuhi poin 2, 4, dan 5. BCA
mampu melihat permasalahan yang ’mungkin’ menimbulkan ketidaknyamanan bagi
beberapa nasabah. Kemudian, BCA berusaha mempertahankan kepercayaan nasabah
dengan menyediakan fasilitas baru yang ’mungkin’ diinginkan pelanggan dan
memudahkan pelanggan dalam bertransaksi (Sumber: majalah SWA Edisi 07 XXX 27
Maret-9 April 2014 hlm. 11).
Sumber referensi:
Jurnal: Kualitas Pelayanan oleh Yohana Citra Permatasari FISIP Universitas
Indonesia 2009
[6] Parasuraman, Valarie A. Z. and Berry. Delivering Service Quality. Mc Milan, New York, 2002, p.21
http://dedylondong.blogspot.com/2011/11/kualitas-pelayanan.html
0 comments:
Post a Comment